MA’RIFATUL QUR’AN
Pemahaman
kaum muslimin, secara umum terhadap al-Qur’an masih parsial. Hal itu
menyebabkan al-Qur’an belum difungsikan secara menyeluruh dan utuh. Sebagian
masyarakat memahami al-Qur’an sebagai obat (syifa) saja. Sebagian yang
lain hanya memahami al-Qur’an sebagai kitab bacaan yang pahalanya besar.
Pemahaman yang terbatas ini mendorong masyarakat merasa puas setelah hanya
membaca al-Qur’an. Pemfungsian al-Qur’an oleh masyarakat sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan (tashawur) dan persepsi mereka terhadap al-Qur’an itu
sendiri. Hal inilah yang membuat pengenalan terhadap al-Qur’an menjadi
sangat penting.
Pengertian
al-Qur’an (ta’riful Qur’an)
Para
ulama tafsir al-Qur’an dalam berbagai kitab ‘ulumul qur’an, ditinjau
dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata al-Qur’an
merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’atan –
wa qor’an – wa qur’aanan. Kata qoro’a berarti menghimpun dan menyatukan;
al-Qur’an pada hakikatnya merupakan himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang menjadi
satu ayat, himpunan ayat-ayat menjadi surat, himpunan surat menjadi mushaf
al-Qur’an. Di samping itu, mayoritas ulama mengatakan bahwa al-Qur’an dengan
akar kata qoro’a, bermakna tilawah: membaca secara tertib (tartil).
Kedua makna ini bisa dipadukan jadi satu, menjadi, “al-Qur’an itu merupakan
himpunan huruf-huruf dan kata-kata yang dapat dibaca”
Makna
al-Qur’an secara ishtilaahi, al-Qur’an itu adalah “Firman Allah SWT yang
menjadi mu’jizat abadi kepada Rasulullah SAW yang tidak mungkin bisa ditandingi
oleh manusia, diturunkan ke dalam hati Rasulullah SAW, diturunkan ke generasi
berikutnya secara mutawatir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar”
Dari definisi di atas terdapat lima bagian penting:
·
Al-Qur’an adalah kalamullah
(firman Allah SWT) (QS 53:4, 15:9), wahyu yang datang dari Allah Yang Maha
Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (al-Qur’an) pun menjadi mulia dan agung
juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati. Keberadaannya
sebagai wahyu memberikan jaminan kesempurnaan dan kebebasannya dari kekurangan.
Kebenaran yang ada di dalamnya adalah mutlak.
·
Al-Qur’an adalah mu’jizat
(QS 2:23, 11:14, 17:88).
Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan al-Qur’an, baik satu
mushaf maupun hanya satu ayat. Allah telah menjamin untuk menjaganya sehingga
tidak akan pernah mengalami perubahan.
·
Al-Qur’an itu diturunkan
ke dalam hati Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS 26:192-195). Hikmahnya
kepada kita adalah hendaknya al-Qur’an masuk ke dalam hati kita. Perubahan
perilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan
al-Qur’an, maka al-Qur’an akan mendorong kita untuk menerapkannya dan
memasyarakatkannya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasululullah SAW, ketika
al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Saat A’isyah ditanya tentang akhlak Nabi
SAW, beliau menjawab, “Kaana khuluquhul qur’an; akhlak Nabi adalah
al-Qur’an.
·
Al-Qur’an disampaikan secara
mutawatir. Al-Qur’an dihafalkan dan ditulis oleh banyak sahabat. Secara turun
temurun al-Qur’an itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak
ke orang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian al-Qur’an terpelihara,
sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian al-Qur’an. (QS 15:9).
·
Membaca al-Qur’an
bernilai ibadah, berpahala besar di sisi Allah SWT (QS 35:29-30). Nabi
bersabda, “Aku tidak mengatakan alif laam miim satu huruf, tetapi Alif satu
huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan satu kebaikan nilainya 10 kali
lipat” (al-Hadist).
Ali bin Abi Thalib
berkata: Aku dengar Rasulullah SAW bersabda: “Nanti akan terjadi fitnah
(kekacauan, bencana)” Bagaimana jalan keluar dari fitnah dan kekacauan itu
Hai Rasulullah? Rasul menjawab: “Kitab Allah, di dalamnya terdapat berita
tentang orang-orang sebelum kamu, dan berita umat sesudah kamu (yang akan
datang), merupakan hukum diantaramu, demikian tegas, barang siapa yang
meninggalkan al-Qur’an dengan sengaja Allah akan membinasakannya, dan barang
siapa yang mencari petunjuk pada selain al-Qur’an Allah akan menyesatkannya,
Al-Qur’an adalah tali Allah yang sangat kuat, cahaya Allah yang sangat jelas,
peringatan yang sangat bijak, jalan yang lurus, dengan al-Qur’an, hawa nafsu
tidak akan melenceng, dengannya lidah tidak akan bercampur dengan yang salah,
pendapat manusia tidak akan bercabang, dan ulama tidak akan merasa puas dan
kenyang dengan al-Qur’an, orang-orang bertaqwa tidak akan bosan dengannya,
al-Qur’an tidak akan usang sekalipun banyak diulang, keajaibannya tidak akan
habis, ketika jin mendengarnya mereka berkomentar ‘Sungguh kami mendengarkan
al-Qur’an yang menakjubkan’, barang siapa yang mengetahui ilmunya dia akan
sampai dengan cepat ke tempat tujuan, barang siapa berbicara dengan landasan
Al-Qur’an maka ia selalu benar, barang siapa berhukum dengannya hukumnya adil,
barang siapa yang mengamalkan al-Qur’an dia akan mendapatkan pahala, barang
siapa yang mengajak kepada al-Qur’an dia diberikan petunjuk ke jalan yang lurus”
(HR Tirmidzi dari Ali r.a.)
Nama-nama Al Qur’an
1.
Al Kitab (kitab) QS 2:2
2.
Al Huda (petunjuk) QS 2:2 dan 185
3.
Al Furqaan (pembeda) QS 25:1
4.
Ar Rahmah (rahmat) QS 17:82
5.
An Nuur (cahaya) QS 5:15-16
6.
Ar Ruuh (ruh) QS 42:52, 40:15
7.
Asy Syifa (obat) QS 10:57
8.
Al Haq (kebenaran) QS 2:147
9.
Al Bayan (penerang) QS 3:138
10.
Al Mau’izhah (nasihat/ pengajaran) QS 3:138,
54:17, 54:22
11.
Adz Dzikr (peringatan) QS 15:9
Kedudukan Al Qur’an
·
Kitab berita dan kabar tentang berbagai hal (QS
78:1-2)
·
Kitab hukum dan syari’at yang harus dipatuhi (QS
5:49-50)
·
Kitab jihad karena memberikan semangat (QS
29:69)
·
Kitab tarbiyah karena mendidik orang-orang yang
beriman
·
Pedoman hidup (QS 28:50)
·
Kitab ilmu pengetahuan (QS 96:1-5)
REFERENSI
1.
Diklat ‘Ulumul Qur’an
Tidak ada komentar:
Posting Komentar